Cinta, sesuatu yang abstrak yang indah untuk dirasakan. Bagaimana pandangan Islam tentang cinta ini ya? Kali ini akan diberikan gambaran sederhana tentang bagaimana seharusnya cinta ditebarkan kepada semua orang, serta cinta wajib disebarkan kepada sesama mukmin. Apa dan bagaimana cinta itu?

Dalam firman Allah SWT Surat Ali Imran ayat 92, yaitu

“Kamu tidak akan mencapai kebaktian sebelum kamu menafkahkan dengan rela sebagian yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu berikan pasti Allah mengetahui (QS. Ali Imran 92)

Juga juga, sabda junjungan kita SAW dalam hadis qudsi, “Cinta-Ku wajib untuk dua orang yang yang saling mencintai karena Aku, dan cinta-ku wajib untuk dua orang yang saling bergaul karena Aku. Dan cinta-ku bagi dua orang yang saling mengunjungi karena Aku” (HR. Ahmad)

Wahhh, bahkan dalam Islam disebutkan bahwa Allah SWT akan mencintai dua insan yang saling mencintai karena-Nya. Tetapi bagaimana mencintai karena Allah? Dalam sebuah referensi disebutkan bahwa, mencintai karena Allah SWT yaitu ikhlas dengan apa pun yang ada, atau sekasar-kasarnya mencintai dengan tidak melihat bentuk fisik atau jasmani orang itu, tetapi karena melihat akhlaknya yang mulia.

Tetapi teman-teman jangan berpikiran negatif dulu ya, cinta di sini bukan hanya terhadap lawan jenis saja. Tetapi bagaimana cinta kita terhadap orang tua kita, cinta kita terhadap saudara kita, dan juga cinta kita terhadap sahabat-sahabat kita lho.

Karena cinta seorang muslim kepada saudaranya karena Allah SWT adalah buah iman dan akhlak yang baik. Cinta juga adalah pagar penjaga hati atau keimanan seseorang, dan Allah mengingatkan agar iman tidak pudar atau melemah. Sabda Rasul, “Pengikat tererat iman adalah engkau mencintai karena Allah dan engkau membenci karena Allah” (HR. Tabrani)

Orang yan dipilih sebagai pelabuhan cinta sebaiknya adalah orang yang bermanfaat bagi kita. Misalnya, dengan kita mencintainya kita bisa sharing tentang sekolah atau agama. Kita bisa saling ingat-mengingatkan apakah sudah sholat atau belum, dsb. 

Cinta kita kepada sahabat jugatidak boleh dilupakan ya! Rasulullah SAW bersadba, “Seorang laki-laki itu tergantung pada agama rekan dekatnya. Untuk itu, hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang ia jadikan sebagai sahabat” (HR. Abu Dawud)

Seorang mukmin hendaknya bersungguh-sungguh dalam memilih teman, tapi bukan berarti teman yang ahlul kitab kita jauhi lho ya! Berteman boleh dengan siapa saja, dari suku apa saja, dan dari agama apa saja, tapi ingatlah, “Untukmu agamamu, untukku agamaku”

Umar bin Khaththab berkata, “Kamu harus bersaudara dengan mereka orang-orang jujur, niscaya kamu hidup dalam lingkungan mereka. Sesungguhnya mereka itu merupakan perhiasan di waktu lapang dan ibarat perlengkapan di masa ujian. Letak perkara persaudaraan itu ada pada tempat yang terbaik, hingga ia menampakkan apa yang membencikanmu padanya. Hindarilah kawan, kecuali yang terpercaya, dan tidak ada yang terpercaya kecuali orang yang takut kepada Allah. Mintalah pendapat hanya kepada orang yang takut kepada Allah”

Itulah nasihat dari salah satu sahabat Rasul, Umar bin Khaththab yang sangat indah dan sederhanan namun sangat membekas di hati. Persahabatan sesama muslim dan seiman merupakan sesuatu yang sangat indah. Dan insyaallah akan timbul bunga-bunga cinta yang mulia, suci, mendalam, dan abadi yang juga dalam salah satu sumber dikatakan sebagai mencintai demi Allah.

Nah, Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dan Bukhari, “Ada tiga hal yang barangsiapa mencapainya akan merasakan manisnya iman: Allah dan Nabi-Nya lebih ia cintai dibandingkan yang lain; ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah; ia membenci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu, sebagaimana kebenciannya dilemparkan ke dalam nereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lagi-lagi Islam memuliakan orang yang saling mencintai atas nama Allah SWT. Memang sungguh nikmat mencintai karena Allah, bukan melihat fisik dan jasmani orang itu. Dan jangan sekali-kali kita menyebut orang itu jelek, buruk rupa, dsb karena ingat firman Allah SWT dalam Surat At Tin, “Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” jadi jadi jadi hal yang aneh kalau kita menyebut oang itu jelek dst itu.

Dan jangan salah, mencintai karena Allah juga mendapat jaminan esok di hari akhir lho! Engga percaya? Simak hadits berikut ini,

“Tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah di bawah naungan-Nya pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya: pemimpin yang adil; pemuda yang tumbuh dengan senantiasa beribadah kepada Allah; orang yang hatinya terpaut kepada masjid; dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Dia dan berpisah karena Dia; orang yang dibujuk untuk melakukan perbuatan terlarang oleh wanita yang berkedudukan dan cantik tetapi ia mengatakan, ‘Aku takut kepada Allah’; orang yang memberikan sedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedahkan oleh tangan kanannya; dan orang yang berzikir kepada Allah  di keheningan malam hingga meneteskan air mata” (HR. Bukhari dan Muslim)

Okelah semoga pembahasan di atas dapat memberikan sebuah gambaran tentang mencintai dalam bingkai Islam, sehingga remaja muslim semua tidak hanya terpaku pada mencintai gaya Barat yang bertolak belakang dari apa yang ada dalam Islam. Cintailah Allah dan Rasul-Nya, cintailah orang tuamu, saudaramu, dan sahabatmu, dan cintailah berbuat amar ma’ruf nahi munkar.